Dituding Profesor Gadungan, Musni Umar: Sama Sekali Tidak Ada yang Dirugikan

Dituding Profesor Gadungan, Musni Umar: Sama Sekali Tidak Ada yang Dirugikan

Radarcirebon.com, JAKARTA  - Kata “professor” mendadak trendi di twitter pagi ini (29/3). Rupanya, publik sedang membahas Musni Umar, yang diperiksa kepolisian karena tuduhan sebagai profesor gadungan.

Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar, memenuhi panggilan polisi terkait tuduhan gelar profesor \'gadungan\' dan pemalsuan ijazah.

Musni Umar mengaku terkejut telah menjadi terlapor sejak Januari 2022. Dia juga mengaku tidak mengenal pelapor. Sehingga menurutnya, pelapor tidak memiliki legal standing untuk melaporkannya ke Polda Metro Jaya.

\"Itu kalau saya lihat panggilannya dari Polda Januari 2022 terhadap saya. Dilaporkan pada saya,\" jelasnya.

Musni Umar menepis tuduhan pelapor soal gelar profesor \'gadungan\'. Meski begitu, Musni Umar mengakui jika gelar profesornya itu tidak tercatat.

\"Jadi memang profesor saya ini tidak tercatat atau dicatat tidak ada keputusan dari presiden ataupun menteri. Tapi bukan berarti dia itu gadungan,\" ucapnya.

\"Kalau yang tercatat itu yang dapat uang dari negara. Saya sama sekali tidak dapat uang dari negara. Saya dapat dari masyarakat melalui kepakaran saya sebagai sosiolog,\" sambungnya.

Musni Umar mengaku mendapat gelar profesor dari Universitas Ibnu Chaldun sendiri dan dari Asia University, Malaysia. Musni Umar menegaskan gelar profesor yang ia sandang bukan abal-abal.

\"Dan itu resmi ada pidato penganugerahan dan tidak mungkin saya apa namanya, menyandang yang abal-abal atau gadungan. Itu resmi dan dua lembaga ini terakreditasi dengan baik,\" jelas Musni Umar.

Musni Umar mengatakan, SK dari Presiden atau Menteri tidak bisa menjadi acuan menjadi guru besar karena dirinya tidak dibayar oleh negara.

Terkait gelar profesor tersebut, Musni Umar menyatakan tidak ada unsur penipuan atau yang dirugikan dalam hal ini. Ia mengklaim, sejak di bawah kepemimpinannya, Universitas Ibnu Chaldun berkembang pesat.

\"Sama sekali tidak ada unsur penipuan, tidak ada yang dirugikan. Bahkan sejak saya pimpin, UIC berkembang luar biasa. Tadinya dari 300 mahasiswa, sekarang tercatat dan aktif 2.751. Bukan hanya itu, tetapi UIC karena pernah dinonaktifkan pemerintah 2 kali. Itu tadi ya program studinya mati semua kecuali hukum, sekarang hidup semua,\" tuturnya.

Musni Umar juga mengaku tidak pernah menggunakan gelar professor pada urusan surat menyurat resmi dengan pemerintah. Namun, masyarakat yang selalu memanggilnya dengan sebutan profesor.

 Maka menurut Musni, pelaporan terhadapnya di Polda Metro Jaya merupakan pembunuhan karakter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: